Desa Wisata Kesongo Surganya Pecinta Human Interest & Alam

Desa Kesongo, Kecamatan Tuntang, Jawa Tengah salah satu desa yang cukup terkenal di kalangan fotografer. Apalagi untuk kalangan pecinta human interest dan nature di sini lah salah satu surganya. Aroma pedesaan yang kental banget, pemandangan sawah, gunung, rawa pening, dan aktivitas petani.


Setiap pagi, khususnya weekend sering saya menjumpai club club sepeda santai dan beberapa orang jogging di sana, ada juga yang hanya jalan-jalan memanjakan mata.

Gunung Ungaran tampak terlihat anggun dengan gulungan awan di sekelilingnya
Untuk mencapai ke spot-spot pemandangan ini, kalian bisa lewat Pasar Candi, Tuntang. Tepatnya pertigaan di pasar candi, jika dari arah Sraten dan Canden, kiri jalan letak pertigaannya, tinggal mengikuti jalan, sampailah pada keindahan alam ini.

Bunga di tepian sawah

Aktivitas pagi petani
Desa Kesongo indah dinikmati saat pagi juga saat sore hari.
Jadi, tidak jarang kalau desa ini, sering di jamah mereka para penikmat alam dan pecinta fotografi.

Ada "warung sawah" alternatif tempat untuk bersantai sambil ngopi atau ngeteh

Nelayan siap bergegas menuju Rawa Pening

Gunung Ungaran dari kejauhan
Gunung Merbabu - Gunung Gajah dari kejauhan

Petani dengan Kerbaunya, pemandangan seperti ini yang saat ini jarang sekali kita temui di pedesaan
Bermain dengan langit senja
 Terbukti bahwa tidak hanya di nikmati saat pagi saja, ketika senja pun juga bisa dijadikan alternatif untuk berfoto-foto atau sekedar nyore.

Gunung Merbabu x Gunung Gajah

Langit biru, salah satu peran pendukung ketika memotret alam

Warga sekitar mayoritas bermata pencaharian sebagai petani dan nelayan 
Tidak hanya alamnya saja, aktivitas warganya yang sebagian besar bermata pencaharian sebagai seorang petani dan nelayan, membuat desa ini semakin asri dan ramah untuk dijamah. Ditambah lagi warga sini ramah-ramah.

Jogging di pagi hari, ditemani suasana pedesaan yang indah

Sepeda santai di pagi hari, menyusuri sawah
Sedikit sharing juga untuk teman-teman, ketika kita sedang berkunjung, liburan atau sekedar jalan-jalan, tetap harus ramah ya dengan warga sekitar, apalagi di daerah pedesaan. Sempatkan ngobrol atau sekedar bosa basi dengan warga sekitar. Agar pulang tidak hanya membawa foto saja, tapi juga pengetahuan dan informasi tentang tempat yang dikunjungi, juga agar lebih akrab dengan warga sekitar. 

Read More

Jembatan Biru, Spot Terbaik Untuk Menikmati Rawa Pening

Jembatan biru? Karena di sana ada jembatan berwarna biru sepanjang kurang lebih 500 meter. Jembatan yang lumayan unik, karena letaknya di tengah-tengah rawa, dengan pemandangan ber background rawa pening, dan beberapa view gunung (jika cuaca sedang bersahabat) membuat saya tak pernah bosan berkunjung ke sini. Masuk ke wisata ini, tidak dipungut biaya retribusi, hanya membayar parkir 2 ribu/motor & untuk mobil 5rb/mobil.


pertama kali kesini kanan kiri jembatan masih ditumbuhi tanaman

Saya sarankan jika berkunjung ke sini waktu pagi atau saat sore hari, jika readers benar-benar ingin menikmati pemandangan, karena ketika siang hari di sini cukup panas saya sarankan memakai topi atau penutup kepala, saat weekend pun di sini juga cukup ramai, karena Rawa Pening merupakan salah satu destinasi andalan di Kabupaten Semarang, sehingga tak jarang banyak wisatawan ke sini.





Akses masuk ke wisata ini sudah lumayan bagus, sangat dekat dengan Jembatan Tuntang, jika dari arah Solo dan Salatiga setelah Jembatan Tuntang ada jalan ke kiri, langsung ke kiri saja megikuti jalan, sekitar 800 meter, di sebelah kiri jalan ada plank tulisan "Jembatan Biru".


doc. 2015

doc. 2015

doc. 2015

jembatan biru tahun 2015
Tidak hanya itu saja, di jembatan ini kita bisa melihat aktivitas nelayan secara langsung, moment yang bagus bukan untuk para pemburu foto. Sepanjang mata memandang, kolaborasi indah alam warna hijau dan biru, membuat takjub akan ciptaan Allah. 

doc. 2017

doc. 2017
Sayangnya bebarapa bulan ini sedang ada pembasmian enceng gondok dengan alat berat sehingga membuat air di rawa menjadi coklat.

nelayan eceng gondok membawa bawaannya
Sekedar berbagi informasi saja untuk teman-teman, walaupun tanaman eceng gondok merugikan karena termasuk tanaman pengganggu untuk kehidupan ekosistem bawah rawa mengakibatkan sinar matahari susah menembus air, karena tanaman ini.

Tanaman ini bermanfaat bagi warga sekitar, biasanya warga mengolahnya dalam bentuk kerajinan. Juga eceng gondok ini biasanya di ekspor ke luar Kabupaten Semarang, untuk di jadikan kerajinan pula. Jadi, jika readers bingung membawa buah tangan, kerajinan olahan eceng gondok inilah salah satunya yang terkenal di sini.

Rawa yang diselimuti eceng gondok
Sekedar sharing juga di sini nelayan tidak hanya menangkap ikan saja, tapi juga mengambili eceng gondok. Intinya, nelayan di sini mengambil untung dari alam juga tetap menjaga kelestarian alam.
aktivitas nelayan ikan

"come closer, amazing journey waiting for us" heuhe.

Nelayan, berjuang mencari nafkah di laut lepas

Andalan dari destinasi di jembatan biru ini yaitu naik perauhu menyusuri rawa. Dengan naik perahu ini, kita bisa melihat Rawa Pening lebih dekat, juga untuk readers pecinta selfie atau gaya ala-ala, disarankan sekali untuk naik perahu, karena readers akan mendapatkan view jajaran pegunungan yang indah. Untuk biaya retribusinya per perahu dikenakan harga 60ribu sampai 200ribu, tergantung request mau sampai mana, untuk satu perahunya diisi maksimal 6 orang, jika menurut readers terlalu mahal bisa juga nego dengan nelayannya. Oh iya, perahu disini jangan bayangin perahu dayung ya, perahu disini digerakkan dengan mesin.

foto ala-ala di atas perahu

doc. 2017

"Apa aja sih pemandangan kalau uda naik perahu?" banyak sekali readers, direkomendasikan sekali jika kesini untuk naik perahu. Walaupun kesini inti acaranya sekedar main-main atau liburan tetaplah harus berbagi rezeki dengan warga sekitar, dengan melarisi naik perahu nelayan salah satunya.

Beberapa view yang saya abadikan dari perahu.

doc. 2017


doc. 2017

doc. 2017

doc. 2017

doc. 2017

doc. 2017
Baru saja Juli 2017, saya ke sana ada beberapa spot terbaru untuk kalian pecinta foto ala-ala.

Termasuk spot baru di jembatan biru
Sebelumnya maaf kalau efek dan pencahayan terlalu menonjol atau kurang, dimaklumin masih belajar dan hanya pakai hp untuk editing dan penggambilan gambarnya. 
Dan gambarnya pun tidak diambil pada satu waktu saja, setiap liburan memang selalu saya sempatkan ke sini, karena memang pemandangannya tidak membosankan.

in frame : keluarga dari Solo
Yuk, visit jateng khususnya Kabupaten Semarang dan sekitarnya
Pemandangan rawa, tidak hanya bisa kita lihat dari jembatan biru, masih banyak spot lain yang lebih menyenangkan juga untuk menikmati pemandangan rawa, dan dari jembatan biru ini versi terbaik saya menikmati pemandangan rawa.
Read More

© Copyright @erlinard's blog