Renungan 21 tahunku


Hari ini 14 Juni...beberapa jam lagi usiaku berkurang. 

15 Juni 2018, tepat usiaku menginjak angka 21 tahun.. ya usia yang bukan lagi dibilang remaja ataupun ABG. Menit pada jam dinding terus berkejaran, pikirku melayang jauh mengingatkanku pada pertanyaan-pertanyaan yang akhir ini membayangiku,

Hal apa saja yang telah kau capai? Kamu selama ini ngapain aja? Usiamu udah bukan usia remaja lagi, setelah lulus nanti kamu mau ngapain? Apa progress dalam hidupmu selama ini? Lalu, bagaimana dengan orang tuamu...kamu lebih banyak membuat mereka menangis haru atau menangis karena kecewa? 

Pertanyaan yang selalu menyeruak di setiap awal pagiku yang baru. Rasanya banyak sekali PR yang belum siap aku wujudkan di usia ini. "Usia 20 an bukanlah usia main-main" begitu kata orang. Benar memang, tak seperti tahun-tahun lalu yang begitu antusiasnya aku menunggu rangkaian ucapan dan doa dari orang-orang terdekat.

Bagiku di usia ini...banyak hal yang cukup menampar sekaligus membuatku belajar bahwa tak selamanya cerita hidup selalu indah. Itu mengapa hati ini perlu dekat dengan sabar dan ikhlas. Ya, belajar mengikhlaskan sesuatu yang bukan hak dan porsiku. Dan..setiap harapan tak selalu berjalan sesuai rencana. Itu mengapa diri ini perlu tahu bahwa kecewa itu menguatkan.

Setiap perjalanan dan masa pasti memiliki fasenya masing-masing, dan ku pikir inilah fase mencemaskan masa depan. Tak jarang, diri ini mulai membanding-bandingkan pencapaian antah berantahku dengan pencapaian orang lain yang tentu saja lebih. Kata Ibu itu normal, asal diri ini mampu mengubah energi dari rasa iri itu menjadi motivasi. Yaps! "ubah rasa iri menjadi motivasi".

Mengeluh dan mengeluh tanpa ada kemauan mencari jalan keluar, rasanya diri ini belum layak menyandang titel usia 21 tahun. Padahal hal yang dikeluhkan hanya itu-itu saja, tak ada apa-apanya dibanding perjuangan mereka mencari rupiah. Ibu pernah bilang, "Setiap orang pasti memiliki permasalahannya sendiri-sendiri, tinggal bagaimana cara mengatasinya dan di posisi seperti apa kamu berada? terlihat baik-baik saja atau terlihat meratap sampai orang lain tau tentang masalahmu? Itu semua kembali ke dirimu". Kata-kata Ibu sontak menggema dipikiranku, seakan menjadi mantra positif di dalam pikiranku bahwa mengeluh boleh namun jangan overdosis!

Bagiku di usia ini terlalu banyak kejutan-kejutan yang membuat diri ini tak jarang berkecil hati. Dan dari segala hal aku belajar jika jalan hidup orang memang berbeda-beda dan bukan tugasku untuk membanding-bandingkan nasib. Hidup tentang sebuah proses menggapai banyak hal, dimana akan banyak ruang kegagalan yang akan membuatmu menjadi seseorang yang semakin tangguh dan lebih tenang, kamu hanya perlu jadi pemeran utama yang kuat dan berpegang teguh dengan prinsipmu. So, masih banyak hal yang harus kau benahi, Er!

Ditulis oleh Erlina
Tuntang, 14 Juni 2018
-------
Dear Erlina yang sekarang!
Jangan terlalu fokus dengan cita-cita duniawimu. Kurangi mengeluh, perbanyak bersyukur, banyak-banyak melihat ke bawah. Jadilah pribadi yang lebih bermanfaat, jadilah pengemban amanah yang bijak dan bertanggung jawab. Semangat mencari ilmu yang bermanfaat. Jalinlah hubungan baikmu dengan orang-orang terdekatmu, dan yang terpenting hubungan baikmu dengan Yang Maha Pengatur Semesta. Semangat memperbaiki diri!
Karena setiap orang memiliki sesuatu hal yang diperjuangkan masing-masing dan kini aku sedang berjuang mengalahkan diri sendiri. Kalau ketemu di jalan semangati aku dan beri doa ya :)