Puisi Karakter Bangsa




Berdiri aku di senja sunyi
Meratapi apa yang terjadi di negeri ini
Kabut ungu yang berarak di awan bumi pertiwi
Membuat kalbuku menangis tak henti
Merasakan buih kekecewaan yang meninggi dalam hati

Apa balasan kita wahai generasiku
Setelah asa mereka terhenti di pangkuan bumi pertiwi?
Setelah nyawa mereka tergeletak di pangkuan bumi pertiwi?
Tiada lagi gunung yang kita daki?
Tiada lagi lembah yang kita lalui?
Dan hanya belokan kecil yang kan kita temui

Tapi mengapa?
Kini, tumpahan darah sepele yang terpampang
Tontonan tak lazim yang disawang
Air mata pilu dan jiwa tanpa dosa terenggut melayang
Dan tak ada makna kemerdekaan yang terbayang
di setiap insan

Selalu ku dengungkan dan dengungkan lagi
Wahai generasiku hari esok menanti
Walau esok kita tersesat lagi
Tetaplah, kobarkan asa yang membara dalam mimpi
Tetaplah, kobarkan api abadi dalam hati

Wahai Generasiku..
Jangan biarkan,
Mimipimu menyatu dalam gugusan badai
Jangan biarkan,
Jemarimu merangkul harapan kosong yang tak sempat tercapai
Jangan biarkan,
Ragamu menyentuh noda kejam yang tak mampu terbenai

Mari kita bangkit, mengutuk kelamnya ungu menjadi biru
Jangan buat, kepiluan abadi yang mendera bangsa ini
Jangan sayatkan belati pada ibu pertiwi
Jangan benihkan luka pada bumi pertiwi

Kita lah ratusan insan yang kan menyongsong bangsa ini
Karena masih ada hari yang kan kita lewati

Kawan,
Marilah kita merenungkan diri,
Menangis sejenak meratapi rintihan bumi pertiwi
Membaurkan jemari dalam setiap tetes air mata dan lantunan hati
Memohon pada sang Ilahi
Semoga negeri ini jaya abadi

Puisi ini di tulis ketika lomba cipta puisi di Kemah Kebangsaan Pemuda 2013 Tingkat Jawa Tengah