Gardu Pandang Cuntel Pelepas Penat

Salah satu daerah dataran tingginya Gunung Merbabu. Tingginya hampir sama dengan Gunung Andong sekitar 1700-an mdpl, hanya saja akses ke sini tidak harus tracking. 
Saya sarankan untuk pengunjung yang datang ke sini, mengenakan jaket tebal, karena menurut saya di sana cukup dingin, kebetulan kemarin kesana (Januari, 2017) suhu mencapai 90C.

Pertama kali kesana sekedar main dengan teman-teman SMA, kedua kalinya dengan saudara dari Solo. Banyak perubahan? Tentu, banyak sekali, dari alamnya, dari biaya retribusi masuk ke wisata, sampai beberapa kerusakan kecil karena ulah orang yang tidak bertanggung jawab.




Jarak dari Salatiga lumayan jauh ke objek wisata, untuk masuk ke daerah pinusan di kenai retribusi 1k/ motor, dan 2k/ mobil. Untuk masalah view di daerah pinusan, menurut saya cukup bagus, sayangnya waktu itu saya tidak mengambil gambar di sana. 

1. Gardu Pandang Cuntel

Termasuk spot baru di sini, masuk ke sini tidak dikenai biaya, hanya membayar parkir 2k/ motor. View nya cukup bagus, kalau cuaca mendukung, readers bisa melihat Gunung Andong, Gunung Telomoyo, Gunung Kembar (Sindoro-Sumbing), view Magelang, Salatiga, dan sekitarnya keliatan dari sana. Kebetulan saat itu cuaca cerah, langit juga mendukung banget buat di jadiin objek.


in frame : Mbak Desi dan Mbak Tira
Gunung Telomoyo tertutup awan



Kiri : Gunung Andong, kanan : Gunung Telomoyo
In frame : Mbak Sinta
dengan background perbukitan pinus
pinusan, membentang dari Gunung Merbabu sampai jalan masuk Cuntel

2. Bukit Harapan Cuntel

"Kenapa bisa dinamai bukit harapan?", menurut kabar warga sekitar, dulu pernah di sana dibuat shoot film tentang harapan-harapan, dari situlah pohon ini mulai hits dan dinamai pohon harapan. Pohon harapan ini berupa pohon pinus kering yang mati. Jaraknya dengan gardu pandang tidak jauh, daerahnya di dekat perkampungan warga, patokan untuk menuju ke sini adalah masjid, di sebelah masjid ada parkiran, untuk transit pengunjung. Untuk biaya retribusinya dikenai sebesar 2k/ motor. Untuk sampai ke bukit harapan pengunjung tinggal jalan sekitar 250 meter, untuk masuk ke daerah pohonnya dikenakan retribusi 2k/orang.

icon wajib yang dibuat foto kalo kesini
berasa kek di atas awan
BHC ( Bukit Harapan Cuntel)

ayunan dengan background awan dan gunung, so beautiful
Sepanjang jalan menuju BHC disuguhi pemandangan merbabu secara jelas dan dekat

Bunga - bunga liar deket BHC
Sebenarnya masih banyak ikon lainnya untuk dijadikan objek foto tergantung kitanya harus pintar-pintar memanfaatkan alam dengan mengambil angle yang pas untuk di foto.

Jangan lupa readers setiap berkunjung ke tempat wisata mana pun, khusunya wisata alam, buang sampah pada tempatnya ya, kalau tidak ada tempat sampah mending bawa pulang dan jangan rusak keindahannya dengan corat coret tembok atau sarana di sana. Intinya jangan tinggalkan apapun selain kenangan dan jejak kaki, jangan ambil apapun kecuali foto. Yuuk, Jaga bumi kita untuk masa depanku, masa depanmu, dan masa depan kita
Read More

Kebun Teh Kemuning dan Waduk Botok Surga Buatan di Batu Jamus

Tepatnya lebaran tahun ini 2016, ketika silaturahmi ke rumah saudara daerah Batu Jamus, Sragen. Jarak antara rumah ke tempat wisata tidak terlalu jauh, sekitar setengah jam. Sebelumnya saya memang pernah berkunjung ke kebun teh kemuning, tetapi lewat jalur kendaraan normalnya, masih sama juga dengan keluarga.




Kebetulan sekali, salah satu saudara saya memang punya hobi offroad, memang dari dulu saya sudah nyidam ke sini dan baru keturutan lebaran tahun ini (Juli, 2016). Luar biasa rasanya naik offroad, takut tapi seru.


Pemandangan ijo-ijo menyejukkan serasa di wisata kebun teh bogor heu


Tampak jalan yang sempit dan jarang terjamah orang ini, ini memang jalur offroad yang biasa di lewati salah satu saudara dan teman-temannya ketika melakukan hobbi mereka.
Lapangan tempat kumpul anak-anak offroad, katanya mas
Waktu itu kami berlibur mengendarai dua mobil offroad. Offroad yang putih milik saudara saya, Mas Bowo dan yang merah milih temannya yang saat itu disetirin saudara saya si Iwan (saudara) yang masih duduk dibangku kelas 8 SMP *jangan ditiru ya readers heu* 
Pemandangan awal, masih dijalan normal, blum masuk jalur offroad

this pict taken by mas bowo, candid beneran kok wkwk
Pemandangan dari paralayang kebun teh
Pemandangan pulang dari kebun teh, Desa Segoro Gunung
Apalah cuma jadi tukang foto, ada objek bagus kenapa gak wkwk
objek bagus (2) wkkw
Lengkuk-lengkuk lembah, kayak di Dieng, bedanya Dieng lebih tersusun rapi
Hamparan luas perkebunan teh
Dari kiri ke kanan
Dek Naya (saudara Semarang) - Mbak Evi - Dek Miza
Perpaduan apik hamparan teh, pedesaan di lereng Gunung Lawu, dan birunya langit
ceritanya piyambakan, thanks mas ku suka fotonya wkwk
Ceritanya mau foto ala-ala digangguin 2 krucil-krucil
View kebun teh dari lapangan

Iwan in action wkwk, deg-degan katanya baru pertama kali nyobain offroad 
Oh iya, informasi untuk teman-teman yang bosen dengan objek wisata di Sragen yang mungkin menurut readers itu-itu aja, itu-itu mulu. Cobain deh menunggu matahari terbit atau terbenam di sini, di Waduk Botok, Batujamus. Letak waduk ini di pinggir jalan persis jalan raya Batu Jamus, tak jarang di sini ramai dikunjugi pagi hari ataupun sore hari, di pinggir waduk juga diberi track untuk readers yang mau jogging.

Refleksi matahari pukul 6 pagi
doc. 2016, Gunung Lawu

Waktu itu saya berkunjung sekitar pukul 6 pagi. Jadi aktivitas warga dan para pengunjung belum terlalu padat.

Dari waduk ini tidak hanya sunrise atau sunsetnya saja yang jadi andalan, Cantiknya Lawu juga salah satu menu andalan penikmat alam.
in frame : me, photo by : Mbak Evi
Menurut informasi dari warga sekitar, waduk buatan ini dibuat untuk irigasi sawah di daerah Sragen dan sekitarnya. Sebagian besar warga di sekitar waduk bermata pencaharian sebagai petani, juga ada yang bermata pencaharian sebagai petani karet, di dekat waduk ada hutan karet yang cukup lebat, sayangnya waktu itu saya tidak mengabadikan gambar di sana.


Udara pagi yang selalu kita hirup dengan gratis dan lukisan Tuhan semacam inilah yang harus selalu kita syukuri. Alangkah lebih baiknya, jika setiap berkunjung ke alam kita lebih bisa belajar dari alam, mentafakuri nikmat yang tiada habisnya Tuhan berikan kepada kita. Memandang betapa indahnya semua ini diciptakan Sang Maha Indah. Yuk! jalan sambil menjaga alam dan bumi kita.
Read More

© Copyright @erlinard's blog